Jun 28, 2021

Widya Wicaksono

Bagaimana Semprong Membantu Ibu Weti Mengejar Impian

Dulu saya selalu beranggapan kalau impian itu hanya bisa kita capai dengan bekerja keras, mencari jalan yang mendekatkan kita dengan tujuan kita secepat mungkin. Apapun risikonya apapun hambatannya saya selalu mencari cara untuk mencapainya dengan tidak memperdulikan lagi hal lain yang sedang terjadi dalam dunia saya.

Tapi itu semua berubah saat saya bertemu dengan Ibu Weti. Berasal dari Sukabumi, Jawa Barat saya menemui Ibu Weti di rumahnya dengan melalui perjalanan yang bisa dibilang tidak mudah. Akses yang sulit, jalanan yang rusak, dan pembangunan yang tidak merata membuat perjalanan yang hanya memakan waktu 3 jam menjadi terasa lama. Setelah sampai di desa Ibu Weti saya harus memarkirkan kendaraan jauh dari rumah Ibu Weti, karena akses menuju ke sana tidak dapat di lalui oleh kendaraan apapun. Berjalan kaki melewati hutan dan sawah membuat saya teringat akan kampung halaman. Rumah sederhana bertiang bambu ditemani dengan suara pepohonan bergoyang memberikan suasana yang sangat asri.

Saya ingat pertama kali bertemu dengan Ibu Weti, kami di sambut dengan senyum hangatnya dan permohonan maaf atas kesulitan yang kami lalui untuk menemui beliau. Ibu Weti bercerita saat masih sehat, suami Ibu Weti yang merupakan penjual es krim memiliki cetakan untuk membuat cone dan setelah suaminya mengalami penyakit, Bu Weti mengemban tanggung jawab sebagai satu-satunya pencari nafkah di keluarga. Dengan bermodalkan cetakan cone es krim itu Ibu Weti berjualan semprong sesuai permintaan pada awalnya. Kemudian pada tahun 2015 melalui bantuan dana pinjaman dari desa, Bu Weti mulai memberanikan diri untuk membuat dan menjual semprong dengan lebih serius.

Banyak suka dan duka yang sudah dilalui oleh Ibu Weti dalam proses penjualan semprong, mulai dari hasil akhir yang kurang baik sampai proses pengiriman barang yang mengecewakan. Semua Ia lalui dengan lapang dada, itulah yang membuat penikmat semprong Ibu Weti rela menunggu berjam-jam hanya untuk dapat menikmati semprong buatannya, apalagi saat bulan puasa. Dari semua kekecewaan yang Ibu Weti alami, perasaan pelanggan semprong Ibu Weti yang setia dengan semprong buatannya telah mengisi hati Ibu Weti.

“Bahagia sekali rasanya ditunggu oleh pelanggan semprong” ujarnnya,

Saat menceritakan hal ini saya dapat melihat matanya bersinar dengan bangga dan haru atas apresiasi pelanggan semprongnya. Ibu Weti hanya memiliki suami dan 2 orang anaknya yang dapat membantunya mengerjakan pesanan. Namun, sesekali saat Ibu Weti mendapatkan banyak pesanan beliau sangat senang untuk mengajak saudara-saudara dan tetangga-tetangga di sekitar rumahnya untuk membantunya.

Simak interview Omiyago langsung bersama Ibu Weti di video youtube di bawah ini :

Omiyago membantu Ibu Weti menyelesaikan masalah-masalah yang Ia alami, mulai dari masalah pengiriman sampai penjualan. Memastikan produk yang diproduksi oleh Ibu Weti diterima dengan baik oleh penikmat semprong di seluruh daerah Indonesia. Dengan bantuan Omiyago, Ibu Weti ingin mengembangkan produk semprongnya untuk dapat dinikmati oleh anak-anak muda. Ada beragam kreasi yang ingin dicoba oleh Ibu Weti, dan dengan bekerja sama dengan Omiyago menjadikan hal itu mungkin untuk dilakukan.

Memiliki 3 orang anak, dengan 1 orang anak yang masih kecil sangat membebani pikirannya. Impian Ibu Weti hanya sederhana, dapat menyekolahan ketiga anaknya mencapai jenjang pendidikan yang baik. Dapat membantu saudara-saudara dan tetangga-tetangganya mendapatkan tambahan pemasukan. Omiyago sangat bangga dapat menjadi bagian untuk membantu Ibu Weti mengejar impiannya, dan sangat bahagia karena Semprong Ibu Weti selalu menjadi produk yang diterima dengan baik.

Rasa ingin menolong keluarga dan tetangga-tetangganya lah yang menjadikan rasa semprong Ibu Weti tidak tertandingi, membuka Ibu Weti dengan segala kemungkinan yang dapat membantu dia mencapai cita-citanya. Dan semangat ini lah yang mengubah saya untuk menyadari bahwa mencapai tujuan bersama-sama adalah jalan untuk sampai kepada impian yang kita inginkan. Karena satu yang pasti, kita ingin orang-orang yang kita paling sayang untuk hadir saat kita mencapai impian tersebut.

As a Creative Enthusiast, I love exploring visual experiences through graphic design, illustration, motion design, UI/UX, and branding. In my free time, I enjoy drawing, music, movies, reading, and playing MMO games. If you see a monk walking alone in Durotar, just say hi—perhaps it’s me. I believe new challenges bring new adventures and opportunities for self-improvement.

Find Out More

©2024 Diawicak. All rights reserved.

©2024 Diawicak. All rights reserved.

©2024 Diawicak. All rights reserved.